Tarikh dijangka siap ialah
Sabtu, 1 Ogos 2009
Sabtu, 28 Mac 2009
RIADHUS SHALIHIN (1) : Taubat 5
RIADHUS SHALIHIN (1) : Taubat 4
RIADHUS SHALIHIN (1) : Taubat 3
(Muslim)
(Muslim)
RIADHUS SHALIHIN (1) : Taubat 2
1: Abu Hurairah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar (minta ampun) dan bertaubat kepada Allah setiap hari, lebih daripada tujuh puluh kali.
(Bukhari)
2: Al-Agharr bin Yasar Al-Muzniy r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda, “ Hai sekalian manusia, bertaubatlah kamu kepada Allah dan beristighfarlah (mintalah ampun) kepadaNya, maka sesungguh saya bertaubat (istighfar) setiap hari seratus kali.”
(Muslim).
Demikianlah didikan Rasulullah s.a.w. kepada kita ummat Islam yang percaya kepada ajaranNya, sebab istighfar itu bagi manusia merupakan suatu alat yang terbaik untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, sebab di situ ada pengertian pengakuan sebagai hamba yang lemah, di samping pengakuan terhadap kebesaran Allah dan kekuasaanNya yang mutlak tidak terbatas.
3: Anas bin Malik r.a. berkata, “Bersabda Rasulullah s.a.w. “ Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat seorang hambaNya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan.”
(Bukhari, Muslim).
Dalam riwayat Muslim: “Sungguh Allah lebih suka menerima taubat seseorang hambaNya, melebihi dari kesenangan orang yang berkenderaan di hutan, kemudian hilang daripadanya, sedangkan kenderaan itu penuh dengan bekal makanan dan minumannya, sehingga ia patah harapan untuk mendapatkannya kembali, lalu dia duduk di bawah pohon dengan kecewa dan putus asa. Tiba-tiba ketika dia bangun dari tidurnya, kenderaannya telah ada. kembali di depannya lengkap dengan bekalannya, maka segera ia pegang kendalinya sambil berkata, “Ya Allah Engkau hambaku, dan Aku Tuhanmu.” (Terlanjur -keliru- lidahnya karena sangat gembira.)”
*** Sepatutnya dia berkata, “Ya Allah Engkau Tuhanku dan Aku hambaMu.” Tetapi tersasul lidahnya sebagaimana diatas itu.
Maka Allah lebih gembira menerima taubat seorang hambaNya melebihi kegembiraan orang yang menemukan kembali harapannya itu.
RIADHUS SOLIHIN (1) : Taubat
Taubat itu hukumnya WAJIB DARI SETIAP DOSA. Maka jika maksiat (dosa) itu hanya antara seseorang dengan Allah, tiada berhubungan dengan hak manusia, ada tiga syarat taubat:
1. Harus menghentikan maksiat.
2. Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
3. Niat bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Sekiranya dosa itu ada hubungan dengan hak manusia maka taubatnya ditambah syarat keempat iaitu:
4. Menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan:
i. minta maaf atau
ii. halalnya atau
iii. mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.
Firman Allah:
وَتـُوبـُوٓاْ إ ِلـَى ٱلـلـَّهِ جَمِيعًا أ َيُّـهَ ٱلـْمُؤمِنـُونَ لـَعـَلـَّكُمْ تـُفـْـلِحُـونَ - ٣١
Bertaubatlah kamu kepada Allah hai orang-orang yang beriman,supaya kamu untung (bahagia).
(An-Nur - surah ke-24: ayat ke-31)
Firman Allah:
وَأ َن ِ ٱسْــتــَغــْـفِـرُواْ رَبـَّــكُمْ ثـُــمَّ تـُــوبـُــوٓاْ إ ِلـَــيْـهِ
Mintalah ampun kepada Tuhanmu dengan membaca istighfar, dan kembali bertaubatlah kepadaNya.
(Hud - surah ke-11: ayat ke-3)
Firman Allah:
يـَـٰٓــأ َيـُّــہَا ٱلـَّــذِيـنَ ءَامَنـُــواْ تـُــوبـُــوٓاْ
Hai sekalian orang yang beriman, taubatlah kamu kepadaAllah dengan sungguh-sungguh.
(At-Tahrim surah ke-66: ayat ke-8)
2. http://www.quranexplorer.com/quran/
Selasa, 27 Januari 2009
MUNTAKHAB AHADITH: BAH. 1 - KALIMAH TOYYIBAH // IMAN - Hadith 1 - 4
MALU: Menurut ulama': Hakikat malu ialah maninggalkan perbuatan keji dan menahan diri daripada mengabaikan hak orang yang mempunyai hak. (Riadus Solihin: bil. 684)
2. Daripada Abu Bakar Siddiq r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Barang siapa menerima kalimah yang aku sampaikan kepada pakcikku (Abu Talib ketika hampir kematiannya) - namun dia menolaknya, nescaya kejayaan baginya". (H.R.Ahmad 1/6)
3. Daripada Abu Hurairah r.a katanya, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Perbaharuilah iman kamu." Para Sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya kami memperbaharui iman kami?" Baginda s.a.w. bersabda: "Perbanyakkanlah mengucap kalimah La ilaha illallah. (H.R Ahmad, Tabrani, Isnad Ahmad bertaraf 'hasan', At-Targhib 2/415)
4. Dari Jabir bin Abdullah r.anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baik zikir ialah La ilaha illallah dan sebaik-baik doa ialah Alhamdulillah". (H.R Tarmizi dan katanya: Hadith ini bertaraf 'hasan, gharib', bab doa orang Muslim mustajab, bil. 3383)
Keterangan: Kalimah Tayyibah dikatakan sebagai kalimah yang paling afdzal kerana ia adalah asas kepada keseluruhan agama. Tanpa kalimah ini keimanan dan kelslaman seseorang tidak akan diterima dan tertolak. Alhamdulillah dikatakan sebaik-baik doa kerana maksud puji-pujian ialah satu permintaan. Dan doa ialah satu permintaan kepada Allah S.W.T. (Mazahir Haq)
Rujukan:
Muntakhab Ahadith versi B.Arab - m.s ١٨, versi B.Melayu - m.s 16-17
Khamis, 15 Januari 2009
MUNTAKHAB AHADITH: BAH. 1 - KALIMAH TOYYIBAH // IMAN - Ayat-ayat Al-Qur'an
(Al-Anbiya' 21: ayat 25)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gementarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah.
(Al-Anfal 8: ayat 2)
Oleh itu, orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (ajaran Al-Quran) ini, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmatNya (yang khas iaitu Syurga) dan limpah kurniaNya (yang tidak terkira) dan Allah akan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus (jalan agama Islam), yang membawa kepadaNya.
(An-Nisa' 4: ayat 175)
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayat petunjuk.
(Al-An'am 6: ayat 82)
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.
1. Ayat-ayat Al-Qur'an :
2. Terjemahan :
MUNTAKHAB AHADITH: BAH. 1 - KALIMAH TOYYIBAH // IMAN - Pengertian Iman
Ahad, 11 Januari 2009
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 13
Maka berkatalah mereka, " Sungguh tiada suatu yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika tawasul kepada Allah dengan amal-amal salih yang pernah kita lakukan dahulu kala."
Maka berkata seorang dari mereka, "Ya Allah dahulu saya mempunyai ayah dan ibu, dan saya tidak memberi minuman susu pada seorangpun sebelum keduanya (ayah ibu), samada kepada keluarga atau hamba sahaya.
Maka pada suatu hari aku menggembala ternak pada suatu tempat yang agak jauh, hingga kembali kepada kedua ibu bapaku sesudah malam dan ayah bundaku telah tidur.
Maka saya terus memerah susu untuk keduanya, dan saya pun segan untuk membangunkan keduanya dan tidak memberikan minuman itu kepada sesiapapun sebelum ayah bundaku itu.
Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar, maka bangunlah keduanya dan minum dari susu yang saya perahkan itu. Padahal semalaman itu juga anak-anakku menangis minta susu itu di dekat kakiku.
Ya Allah jika saya berbuat itu benar-benar karena mengharapkan keredaanMu, maka lapangkanlah keadaan kami ini."
Maka menyisih sedikit batu itu, tetapi mereka belum dapat keluar daripadanya.
Berdoa pula orang yang kedua, "Ya Allah dahulu saya pernah jatuh cinta kepada anak gadis bapa saudaraku, maka kerana terlalu cintakannya, saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya, tetapi dia selalu menolak hingga terjadi pada suatu ketika dia menderita kelaparan dan datang meminta bantuan kepadaku,
maka saya berikan kepadanya wang seratus dua puluh dinar, tetapi dengan janji bahwa dia akan menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Gadis itu melakukan suruhanku kemudian ketika saya telah 'berkuasa' ke atasnya -riwayat lain menyebut 'maka apabila aku telah berada /duduk di antara dua kakinya', tiba-tiba dia berkata: Takutlah kepada Allah dan jangan kau pecahkan tutup (dara) kecuali dengan cara yang hak (halal - nikah). Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih tetap menginginkannya, dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu.""Ya Allah bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharap keredaanMu, maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini."Maka bergeraklah batu itu menyisih sedikit, tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya.Berdoa orang yang ketiga, "Ya Allah saya dahulu sebagai majikan, mempunyai pekerja, dan pada suatu hari ketika saya membayar upah mereka, tiba-tiba ada seorang daripada mereka yang pergi meninggalkan upahnya pulang ke rumahnya tidak kembali.Maka saya perniagakan upahnya itu hingga bertambah dan berbuah menjadi berganda-ganda banyaknya.Kemudian setelah lama datanglah buruh itu berkata, "Hai Abdullah berikan kepadaku upahku dahulu itu?"Jawabku, "Semua kekayaan yang didepanmu itu daripada upahmu yang berupa unta, lembu dan kambing serta budak penggembalanya itu."Berkata orang itu, "Hai Abdullah kau jangan mengejek kepadaku." Jawabku, "Aku tidak mengejekmu."Maka diambilnya semua yang saya sebut itu dan tidak meninggalkan satupun daripadanya."Ya Allah jika saya berbuat demikian karena mengharapkan keredaanMu, maka hindarkan kami dari kesempitan ini."Tiba-tiba menyisihlah batu itu hingga mereka dapat keluar mereka dengan selamat.
Hadis ini menunjukkan:
Rujukan:
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 11, 12
12: Abdullah bin 'Abbas r.a. berkata, “Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan kejahatan, kemudian menjelaskan keduanya. Maka siapa yang berniat akan berbuat kebaikan kemudian tidak dikerjakannya, Allah mencatat untuknya satu kebaikan (hasanah),
dan jika berniat kebaikan, kemudian dikerjakan, dicatat sepuluh kebaikan (hasanah), mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali ganda atau lebih dari itu.
Dan apabila berniat akan membuat kejahatan, tetapi tidak dikerjakan, maka Allah mencatat baginya satu kebaikan (hasanah),
dan jika niat itu dilaksanakan, maka ditulis baginya satu kejahatan.
(Bukhari, Muslim).
m.s 18- 19.
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 8, 9, 10
m.s 16 - 18.
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 7
Rujukan:
m.s 15 - 16.
Sabtu, 10 Januari 2009
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 4, 5, 6
(Muslim).
uzur."
Karena niat yang sungguh- sungguh ingin ikut jihad, tetapi terhalang oleh keadaan yang memaksa harus tinggal, maka Allah berkenan dengan kurniaNya memberi kepada mereka pahala yang sama dengan orang-orang yang keluar berjuang di medan pertempuran. Demikianlah kurnia Allah yang tiada terbatas.
6: Ma'nu bin Jazid r.a. berkata: Ayahku Jazid biasa mengeluarkan beberapa dinar (emas) untuk sedekah, dan dititipkan pada seseorang di masjid, untuk diberikan kepada fakir miskin yang meminta-minta. Maka saya minta dari orang yang dititipi itu, dan saya tunjukkan kepada ayahku. Dia berkata “Demi Allah bukan kepadamu saya tujukan sedekah itu.” Dan hal ini saya ajukan kepada Rasulullah s.a.w. Maka sabda Nabi s.a.w. “ Bagimu apa yang kau niatkan hai Jazid, dan bagimu apa yang kau ambil hai Ma'nu.”
(Bukhari).
Niat Jazid akan bersedekah kepada fakir miskin telah berhasil, meskipun wang itu jatuh ke tangan anak kandungnya sendiri. Manakala Ma'nu, oleh karena dia berhak menerima sedekah, maka tidak dilarang mengambilnya.
Niat seseorang berhasil di sisi Allah, meskipun dalam praktiknya seolah-olah tidak sampai kepada yang dituju.
Rujukan
m.s 13 - 14
Jumaat, 2 Januari 2009
RIADHUS SOLIHIN (1) : Niat Ikhlas - Hadith 2 & 3
Kebinasaan yang menimpa pada suatu daerah akan mengenai yang salah dan yang tidak bersalah, tetapi perhitungan di akhirat hanya terhadap mereka yang bersalah. Bagi masing-masing pejuang akan menerima perhitungan menurut niat masing-masing.
RIADHUS SOLIHIN : Niat Ikhlas - Hadith 1
1. Umar bin Alkhatthab r.a. berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sesuatu amal itu bergantung kepada niat. Penilaian Allah bagi setiap orang, ialah apa yang dia niatkan. Maka sesiapa berhijrah (dari daerah kafir ke daerah Islam) semata-mata kerana ta'at kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka hijrah itu diterima oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebaliknya sesiapa berhijrah kerana keuntungan dunia yang dikejarnya, atau kerana perempuan yang akan dikahwini, maka hijrahnya bergantung kepada apa yang dia niatkan ketika berhijrah ke sesuatu tempat itu."
(Bukhari, Muslim).
Oleh kerana peri pentingnya soal niat itu, maka ulama' kaum muslimin meletakkan niat itu sebagai rukun pertama di dalam semua ibadat. Bahkan untuk membezakan antara ibadat dengan adat, hanyalah niat. Malahan sesuatu perbuatan adat, jika dilakukan dengan niat untuk mengikuti perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW maka ia berubah menjadi ibadat yang berpahala.
Para ulama' juga memperinci niat kepada lima macam; hakikat, tempat, hukum, masa dan syarat.
Hakikat niat: Iaitu sengaja (dengan sengaja mengerjakan sesuatu serentak dengan perbuatan)
Hukum niat : Wajib atau sunat.
Tempat niat : Dalam hati.
Masa niat : Pada permulaan melakukan perbuatan.
Syarat niat : Untuk tujuan amal kebaikan.
Rujukan: Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawy (Terjemahan Salim Bahreisy). 1977. RIADUS SHALIHIN. Bandung: PT ALMA'ARIF. m.s 10-11.
RIADHUS SOLIHIN : Niat Ikhlas - Ayat Al-Qur'an
Firman Allah :
وَمَآ أ ُمِـرُوٓاْ إ ِلاّ لـِـيَـعْــبـُـدُواْ ٱلـلـَّهَ مُخْـلـِـصِـيـنَ لـَــهُ
ٱلـدِّيـنَ حُـنـَــفـَـآءَ
وَيـُـقِــيـمُـواْٱلصَّــلـَـوٰة َ وَيـُـؤْ تـُـواْ ٱلزَّكـَـوٰة َ ۚ وَذ َالـِـكَ
دِيـنُ ٱلـْـقـَـيِّـمَـةِ
Tiadalah mereka diperintah, kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam
Firman Allah:
لـَن يـَـنـَـالَ ٱللـَّهَ لـُـحُـومُـهَا وَلا دِمَـآؤُهَـا وَلـَــٰـكـِـن
يـَـنـَـالـُـهُ ٱلتـَّـقـْـوَىٰ مِنـكـُـمْ
Tidak sampai kepada Allah daging dan darah kurban itu, tetapi yang sampai kepada Allah ialah jalan taqwamu.
Firman Allah:
قـُـلْ إ ِن تـُـخـْــفـُـواْ مَـا فِى صُـدُورِڪـُـمْ أ َوْ تـُـبْـدُوهُ
يَعْــلـَـمْـهُ ٱلـلـَّهُ
Katakanlah: Jika kamu sembunyikan atau kamu terangkan apa yang dalam dadamu itu, tetap diketahui oleh Allah.
Dari ketiga ayat ini nyata benar betapa penting peranan niat dan ikhlas dalam segala amal perbuatan ibadat yang berupa syi'ar/bukti ta'at kepada Allah.
Rujukan: m.s 10 - 11.
KANDUNGAN MA
الإيمان / Iman
Pengertian Iman:
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/bah-1-kalimah-toyyibah-iman-pengertian.html
Ayat-ayat Al-Qur'an:
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/bah-1-kalimah-toyyibah-ayat-ayat-al.html
Hadith:
1 - 4 : http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/daripada-abu-hurairah-meriwayatkan.html
Beriman Kepada Perkara Yang Ghaib
Kejayaan hanya Dalam Perintah Allah
BAHAGIAN KEDUA - SOLAT
Solat Fardhu
Solat Berjemaah
Solat-solat Sunat Dan Nawafil
Solat Khusyu' Dan Khudu'
Kelebihan Berwuduk
Kelebihan Masjid Dan Amal
BAHAGIAN KETIGA - ILMU DAN ZIKIR
Kepentingan Ilmu
Kesan Dari Al-Qur'an Dan Hadith Nabawi
Zikir - Kelebihan Dan Keunggulan Al-Qur'an
Kelebihan Zikrullah
Doa-doa Dan Zikir Daripada Rasulullah s.a.w
BAHAGIAN KEEMPAT - IKRAMUL MUSLIMIN
Kedudukan Seorang Muslim
Akhlak Yang Terpuji
Hak-hak Orang Islam
Menjalin Tali Persahabatan
Menyakiti Orang-orang Islam
Hindarkan Perselisihan Sesama Islam
Membantu Umat Islam Melalui Harta
BAHAGIAN KELIMA - IKHLAS NIAT
Ikhlas Iaitu Membetulkan Niat
Beramal Dengan Meyakini Janji Allah S.W.T
BAHAGIAN KEENAM - DAKWAH DAN TABLIGH
Dakwah Dan Kelebihannya (Ayat-ayat Al-Qur'an)
Kepentingan Dakwah - Hadith-hadith Nabawi
Fadhilat Keluar Di Jalan Allah
Adab-adab Dan Amalan Ketika Keluar Di Jalan Allah
Menghindar Diri Dari Perkara Yang Sia-sia
KITAB RUJUKAN
KANDUNGAN RS Jilid 1
Ayat Al-Qur'an
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/niat-ikhlas-dalam-semua-perkataan.html
Hadith 1
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-niat-ikhlas-hadith-1.html
Hadith 2 & 3
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-1-niat-ikhlas-hadith-2.html
Hadith 4, 5, 6
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-1-niat-ikhlas-hadith-4.html
Hadith 7
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-1-niat-ikhlas-hadith-7.html
Hadith 8, 9, 10
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/8-abu-hurairah-r.html
Hadith 11, 12
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-1-niat-ikhlas-hadith-11.html
Hadith 13
http://lamanhadith-mykrk.blogspot.com/2009/01/riadhus-solihin-1-niat-ikhlas-hadith-13.html
BAB 2 : TAUBAT
BAB 3 : BENAR
BAB 4 : MUROQOBAH
BAB 5 : TAQWA
BAB 6 : YAKIN DAN TAWAKAL
BAB 7 : ISTIQOMAH
BAB 8 : NASIHAT
BAB 9 : SYAFAAT
BAB 10 : ADAB KESOPANAN
BAB 11 : ADAB TATA TERTIB MAKAN
Senarai Rujukan:
2. Terjemahan ayat-ayat Al-Qur'an
3. Riadhus Solihin versi Bahasa Indonesia
4. Riadhus Solihin versi Bahasa Arab dan Bahasa Inggeris
5. Muntakhab Ahadith versi Bahasa Melayu
6. Muntakhab Ahadith versi Bahasa Arab